Selasa, 03 Juli 2012

IT’S ALREADY PERFECT..


Sebuah catatan kecil yang aku peruntukkan bagi diriku sendiri dan juga untuk teman-temanku fillah..

Di sepanjang hidupku, banyak hal yang aku kerjakan. Setiap kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik karena satu hal penting telah terpenuhi. Ya, dasar ilmu nya. Bisa dibayangkan bagaimana jika kita mengendarai motor, namun kita tidak tahu ilmu untuk mengoperasikan motor tersebut.

Itu hanya tentang motor. Lalu bagaimana dengan yang satu ini, hal yang sangat sangat penting, karena urusannya tak akan hanya berakhir di dunia namun terus melaju hingga ke alam selanjutnya.

AGAMA
RELIGION

دين
Menurutku dan sudah sepatutnya menurut setiap orang, agama hanyalah satu, Islam. Agama satu-satunya yang diridhoi oleh Allah ta’ala.

”Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam…” (Q.S. Ali-Imran: 19).

Di sinilah pokok pembahasannya..

Alhamdulillah, dalam kurun waktu terakhir ini, aku merasa lega sekali. Mengapa? Karena dalam menjalankan agama Islam ini, finally, aku mulai mengetahui bagaimana dasar ilmu dari ibadah yang aku kerjakan.

Jadi, tak hanya sekedar mengerjakan, namun tahu apa dasarnya, bagaimana pelaksanaannya. Dan yang paling penting aku tidak mau dasar yang tidak bermutu a.k.a lemah apalagi palsu. Itu fitrah kan? Mana ada sih orang yang mau ditipu dengan kepalsuan. (?)

Oleh karenanya, dasar itulah yang disebut dalil. Dan dalil itulah yang harus asli, yang benar-benar sesuai dengan apa yang berasal dari Kitabullah atau As-Sunnah.

As-Sunnah di sini maksudnya bukan pengertian anak kecil lagi ya (bila dikerjakan mendapat pahala, kalo engga yaa nggak dosa). As-Sunnah ini maksudnya adalah segala sesuatu yang telah diperintahkan maupun dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam dalam setiap sisi kehidupannya dan kita berusaha untuk mengikutinya.

Coba perhatikan kembali firman Allah ta’ala yang satu ini..

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu dan telah Kucukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu.” (Q.s. Al-Maidah [5]:3)

Allah subhanahu wa ta’ala telah memberitahukan kepada kita bahwa Islam telah sempurna. Allah Yang Maha Mengetahui telah mengabarkan hal tersebut kepada kita. Lalu apa yang kita pikirkan ketika mendengar kata sempurna? Sempurna adalah suatu keadaan di mana hal itu telah “pas takarannya” dari segala sisi kita memandangnya. Apa jadinya jika ternyata kesempurnaan itu ternodai?

Laksana air teh manis yang gulanya sudah pas. Lalu ditambah lagi gulanya sehingga terlalu manis, atau dikurangi gulanya sehingga kurang manis. Ya, ternyata memang yang sudah “pas” itu memang yang baik. (Aku tidak mengatakan yang terbaik karena jika begitu, maka ada yang lain-lain yang baik pula. Namun, jika aku hanya mengatakan baik, maka itu artinya hanya ada satu yang baik dan yang lainnya salah. –kutipandariseseorang)

Sekarang atau mungkin sudah dimulai sejak dulu, aku mendapatkan dari berbagai sumber, bahwa telah banyak orang yang bersikap ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap perkara ibadah, yang lebih parahnya adalah apabila sampai terjerumus ke dalam kesyirikan sebab tidak dimilikinya ilmu yang shahih. Meskipun alasan bodohnya adalah hanya agar semakin mendekatkan dirinya kepada Allah ta’ala.

“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah berkata: kami tidak menyembah mereka kecuali hanya agar mereka dapat mendekatkan diri kami kepada Allah sedekat-dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh Allah tidak memberikan petunjuk kepda orang-orang yang dusta dan sangat ingkar.” (QS. Az-Zumar : 3)

 Contoh sengaja tidak disebut karena dikhawatirkan akan terjadi kontroversial. ._.V Untuk masalah seperti ini, dapat dipahami bahwa Ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk ibadah yang disyari’atkan kecuali berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah. 

"Hukum asal dari ibadah adalah batal, hingga tegak dalil (argument) yang memerintahkannya" (Imam As Suyuthi, dalam al Asyba' wan Nadhoir: 44 dan Ibnu Qoyyim al Jauziyah dalam I'lamul Muwaqi'ien Juz 1 hal. 344, Dar al Fikr, Beirut))

Dalilnya..

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya[1407] dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Hujurat : 1)

[1407] maksudnya orang-orang mukmin tidak boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada ketetapan dari Allah dan RasulNya. Tidak boleh membuat cara ibadah sebelum ada perintah dari Allah dan tuntunan dari Rasulullah.

Jika banyak orang-orang yang beranggapan bahwa semakin banyak kreasi yang diciptakannya dalam hal ibadah akan semakin mendekatkan dirinya kepada ridho Allah ta’ala, maka ini adalah kesalahan besar. Sebab Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda...

“Barang siapa yang membuat suatu amalan dalam agama kita ini yang tidak ada tuntunannya (contohnya), maka amalan tersebut tertolak”. (HR. Bukhori no. 2679. HR. Muslim no. 1718). (Hadits Shahih)

Jelas bukan? Membuat-buat suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah maka tertolak. Jadi lebih baik yang “pas” dan diterima atau yang “berkreasi” tapi tertolak?

Jika memang kita memiliki daya kreativitas yang tinggi dan bingung di mana ingin menerapkannya. Maka urusan dunia lah tempatnya. Kita bisa menjadi petani yang punya segudang cara mengembangbiakan tanaman unggul. Atau bisa juga jadi dokter yang memiliki cara-cara ampuh dalam mengobati berbagai macam penyakit. Seperti saya di masa mendatang, Aamiin Insya Allah. :D Asal semua masih dalam bingkai syariat, masalah dunia dikreasikan maka tidak mengapa. *baca di salah satu sumber. Afwan lupa.

Tapi, selain masalah seperti yang disebutkan di atas, ada juga orang yang justru mengurang-ngurangi kesempurnaan Islam. Contoh konkret yang banyak terjadi sekarang ini, seorang wanita yang mengaku beragama Islam, namun menolak atau setidaknya mengernyit saat disuruh untuk berhijab. Alasan basi : “Sholatku masih bolong-bolong, belum pantes kalo pake jilbab. Jilbab-in hatinya dulu aja deh yaa. _-_,”

Jawaban ampuh : Baik sholat lima waktu dalam sehari maupun berhijab kedua-duanya merupakan kewajiban seorang muslimah. Sudah sepatutnya saat kita mendengarkan perintah tersebut (yang terdapat dalam Al-Qur’an), maka yang kita ucapkan dan laksanakan sebagai seorang muslim yang beriman pada Allah dan Rasul-Nya adalah ini...

“sami’na wa atho’na (kami mendengar dan kami taat)”, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya, “dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (QS. Al-Baqarah [2]: 285).

Apa perlu nih ukh ana kasih lagi dalil yang menunjukkan kedua perintah tersebut. Nih kasih daaahh...

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa:103)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab [33]: 59).

Lanjut lagi, satu hal yang lucu. Hati nya jangan dijilbab-in ya, karena nanti rusak saluran pencernaannya karena hati itu kan mensekresikan empedu untuk mengemulsikan lemak. Nanti jadi gemuk lho! #random #biologi. Dan yang pasti sih kalo hatinya dijilbab-in nanti ketutup dong. Kalo hatinya udah ketutup jadi susah dong mendapatkan petunjuk dari Allah. Kan sayang sekalii.. ;( Jadi, yang benar itu, dibenerin hatinya dan dijilbabin tubuhnya. Itu baru benar! (y)

Oleh karenanya, selain jangan bersikap ghuluw dalam beribadah juga jangan mengurang-nguranginya ya. Jangan sampai kita menjadi seperti yang disebutkan dalam ayat ini..

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,” Kemudian kalian (Bani Israil) membunuh dirimu (sesama) dan mengusir segolongan daripada kalian dari kampung halamannya, kalian bantu-membantu dalam berbuat dosa dan permusuhan terhadap mereka; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kalian tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kalian beriman kepada sebahagian Kitab Suci (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kalian perbuat.” (QS. Al-Baqarah : 85)

Remember about Islam!! It's already perfect. If you make it wider or tighter, you will broke it.

NB: Lidah ini masih kaku rasanya untuk berbicara secara langsung apalagi berdakwah tentang masalah ini. Namun, salahku jika kalian yang ku sayangi tak ikut merasakan manisnya kebenaran ini. Semoga catatan kecil ini bisa sedikit mewakilkan bagaimana perasaan yang aku rasakan selama ini, yang sangat ingin sekali aku ucapkan, namun qadarullah belum bisa. Semoga akhlaq ku bisa semakin baik dan kualitas ilmu ku juga meningkat sehingga aku dan kamu bisa sama-sama berjalan di atas jalan yang haq. Keep study! :)

03-07-2012
M.S